Dalam sendiri selalu melahirkan suatu pikiran. Dalam sendiri ini, dalam perenungan saya menemukan, menemukan sesuatu yang membuat diri ini tak berhenti bersyukur.
Tuhan tau mana yang terbaik buat umatnya. Percayalah semua sudah diatur oleh-Nya. Percayalah bahwa akan ada pelangi setelah badai. Percayalah bahwa happy ending tidak hanya milik sinetronn atau filem - filem dilayar kaca. Namun dari semua itu kita hanya memerlukan, kesabaran yang ekstra, dan pikiran yang terbuka serta mensykuri apapun yang terjadi dalam hidup ini.
"fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban" maka nikmat tuhan manakah yang kamu dustakan???. saya hanya bisa diam ketika mendengar kalimat tersebut, yang di lafazh kan secara berulang. Menerawang lalu berpikir.
Waktu lalu Tuhan memisahkan aku dengannya, saya marah, saya kesal dan saya sedih, kenapa Tuhan begitu tega, memisahkan saya dengan dia yang amat saya cinta. Harusnya saya bisa bahagia bersama dia. Namun sekarang saya baru tersadar, itu hanya pikiran dan angan seorang manusia yang nggak tau apa - apa. Tuhan tau segalanya. Kalo lihat dia sekarang, saya baru menyadari bahwa harusnya dari kemarin saya mensyukuri mengapa Tuhan memisahkan kami. Ya memang penyesalan datang terakhir. Semua orang tau itu.
Waktu lalu pun Tuhan menjadikan saya sebagai "perempuan pilihan", yang pada akhirnya tidak dipilih dengan dia yang saya cinta juga. Lalu setelah sakit itu apa yang Tuhan kasih?, Tuhan memberi saya pengganti, seseorang yang lebih mencintai saya daripada dia yang menjadikan saya sebagai salah satu pilihannya. Walau sementara, tapi saya amat sangat bersyukur. Tuhan memberi obat untuk luka hati. Dan walau akhirnya pun merasa terlukai, tapi tidak terlalu perih dari yang lalu. Dan sampai saat ini pun saya masih bersyukur dan masih menunggu "keajaiban" dari-Nya. Kebahagiaan pasti datang.
Waktu lalu, aku merasa dipermalukan dan dijatuhkan. Tapi kalo nggak begitu, saya nggak akan jadi begini. Nggak akan instropeksi diri dan selamanya akan menjadi manusia yang sombong. Saya yakin Tuhan akan mengangkat setelah menjatuhkan. Kapan? ya nanti, akan tiba saatnya. Sekali lagi kebahagiaan itu pasti datang.
Waktu lalu saya ditinggalkan diacuhkan dan tak dihargai. Tapi kalo nggak begitu, saya nggak akan sadar bahwa Tuhan sedang menyelamatkan saya dari sekumpulan orang - orang yang mungkin tidak baik buat saya.
Hidup gak selamanya mulus, dan cinta nggak selamanya indah. Segalanya berpasangan, hanya tinggal tunggu saja kapan saatnya tiba. Jika hari ini bahagia, maka kelak akan bersedih dan sebaliknya. Jika hari ini sepi kelak nanti akan berganti menjadi ramai dan sebaliknya. Jika hari ini sendiri, percayalah suatu hari nanti Tuhan mengirimkan pasangan yang Paling baik buat kita.
Percayalah... Bahagia akan datang. TEPAT PADA WAKTUNYA.
No comments:
Post a Comment